Desa Sekura dan Asal Mula Nama Teluk Keramat

Foto: Panoramio
Sebagai seseorang yang lahir dan dibesarkan di desa sekura, malu rasanya jika ditanya sejarah dan asal mula nama desa sekura aku tidak tahu. Mau bertanya ke sumber asli (orang-orang tetua) secara langsung, sekarang kondisinya sudah jauh di mate dekat di hati (aahh,, jadi salok dengan kampong halaman).. akhirnya untuk kesekian kalinya nanya sama mbah google..

Sungguh tergugah hati ini saat mengetikkan kata "Desa Sekura" di mesin pencari terpopuler di dunia saat ini.. Di urutan ketiga, mabmonline.org menceritakan sejarah desa sekura dengan judul "Asal Mula Nama Teluk Keramat" oleh Roslina. Bagaimana ceritanya?

Teluk Keramat adalah nama sebuah kecamatan di Kabupaten Sambas. Kecamatan ini memiliki luas 554.53 Km2, dengan jumlah penduduk sebanyak 58.723 jiwa (1). Adapun batas wilayah kecamatan teluk keramat di sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tengaran, di arah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tekarang dan Kecamatan Sambas, di sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sejangkung dan Kecamatan Sambas, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Jawai Selatan.

Kecamatan yang memiliki 24 desa ini secara geografis memang sebagian besar wilayahnya dikelilingi oleh sungai. Oleh karena itu, tak heran jika daerah ini juga mempunyai banyak teluk, salah satu teluknya terdapat di pinggir Sungai Serabek di Desa Sekura, yang juga merupakan lokasi pemakaman muslim warga setempat. Desa Sekura mempunyai ciri khas selain teluk, desa ini juga memiliki suatu tempat yang disebut “keramat” oleh masyarakat setempat. Dari sini lah asal mula munculnya nama “Teluk Keramat”.

Menurut kisah yang disampaikan oleh Ibu Nani Roziah (65) warga tua di Desa Sekura, dahulu kala ketika Kesultanan Sambas masih berjaya, Desa Sekura masih berupa hutan belantara di sebagian besar wilayahnya dan hanya ada sedikit orang yang tinggal di desa ini. Pada suatu hari, sepasang suami istri asal Sambas, Wan Alif dan Tan Jaliah (kakek dan nenek narasumber), merupakan salah satu pionir waktu itu, membuka lahan untuk membuat ladang di daerah yang sekarang disebut dengan nama Jalan Keramat. Di tengah penebangan hutan dan pembersihan lahan, suami istri itu menemukan satu buah guci berornamen naga melingkar berwarna keabu-abuan, maka diambillah guci tersebut dan dibawa pulang untuk dibersihkan dan disimpan.

Merasa senang mendapatkan harta tak terduga sebelumnya, mereka pun menceritakan perihal guci tersebut kepada orang-orang dekat mereka. Berita tersebut menyebar dengan cepat ke desa lain, hal ini membuat banyak orang mendatangi tempat penemuan guci tersebut untuk menggali dan berharap menemukan lagi guci yang dianggap bertuah itu. Namun, usaha orang-orang tersebut sia-sia, berhentilah mereka menggali.

Pasangan Wan Alif dan Tan Jaliah pun memulai pekerjaan meladang mereka. Tak dinyana, pada saat menggali tanah untuk digemburkan, si istri kembali menemukan sebuah guci dengan ukuran yang lebih kecil. Lalu kejadian yang sama terulang lagi seminggu kemudian. Alhasil, dapatlah pasangan itu tiga buah guci berornamen naga, satu buah dengan ukuran besar dan dua buah berukuran lebih kecil. Akhirnya, sampailah berita penemuan guci bertuah tersebut ke telinga Sultan Sambas yang memerintah kala itu (tidak diketahui oleh narasumber siapa nama persis Sultan tersebut). Sultan tertarik untuk memiliki guci yang dianggap bertuah itu, maka datanglah sultan bersama para pengawalnya ke Desa Sekura.

Sultan melihat dan meminta sendiri ketiga guci tersebut kepada pasangan suami istri tadi, merasa terhormat didatangi Sultan, Wan Alif dan Tan Jaliah pun mengiyakan keinginan Sultan. Dikisahkan, kekeramatan tempat ditemukannya guci bukanlah dimulai pada rentang waktu penemuan guci sampai permintaan Sultan. Tempat itu mulai disebut “keramat” beberapa waktu setelahnya, tak diketahui apa yang menyebabkan tempat tersebut dikeramatkan. Dilihat secara kasat mata, keramat hanyalah berbentuk gundukan tanah yang dipagari sekelilingnya menyerupai sebuah makam. Sejak saat itu banyak warga yang merasa takut melintasi tempat tersebut dengan berbagai alasan, padahal belum pernah ada kejadian mistis atau kecelakaan di sekitar keramat tersebut.

Tidak diketahui secara pasti siapa yang memulai penyebutan Teluk Keramat ini, juga tidak ada catatan atau arsip resmi mengenai penetapan nama tersebut. Akan tetapi, sejak berdiri menjadi sebuah kecamatan pada tahun 1952, kecamatan ini sudah disebut Kecamatan Teluk Keramat, dengan pusat pemerintahan kecamatan pada waktu itu sebuah dusun yang juga bernama Teluk Keramat, namun karena satu dan lain hal ibukota kecamatan kemudian dipindahkan ke Desa Sekura.

Seiring berjalannya waktu, daerah di mana keramat berada sudah tidak menjadi tempat menakutkan seperti dulu. Kini masyarakat telah banyak menyadap karet di dekat keramat itu, bahkan kini sudah ada gang baru yang mengarah ke keramat, yaitu Gang Permai. Tak ada yang perlu ditakutkan dan tak ada yang perlu dikeramatkan, karena keramat hanyalah gundukan tanah tempat penggalian guci yang dianggap bertuah oleh masyarakat terdahulu. Namun tak dapat dipungkiri bahwa keberadaan keramat merupakan salah satu kekayaan sejarah Desa Sekura yang layak untuk diketahui oleh generasi muda Desa Sekura khususnya dan masyarakat Kabupaten Sambas pada umumnya.

Demikian cerita desa sekura yang disampaikan Roslina melalui mabmonline.org, semoga bermanfaat dan dapat dimanfaatkan sebagai referensi, bahan bacaan atau sekedar pelepas rindu kampong halaman untuk biak-biak sekura yang dah merantau kemane-mane.. jika ada kata yang salah atau tidak sesuai dengan cerita aslinya, mohon dimaafkan.

Comments

Popular posts from this blog

Tandak Sambas - Ivan Seventeen

Terjemahan Lirik dan Makna Lagu Unholy Confessions - Avenged Sevenfold

Terjemahan dan Makna Lirik Lagu Avenged Sevenfold "A Little Piece Of Heaven"