Posts

Showing posts from March, 2009

Lapar dalam kesendirian

Senja sore nan tidak biru, ku lihat warna langit di belakang rumah kontrakan tetap saja tidak berubah. Ketika dipandang langsung maupun melalui jendela tanpa kaca (sama saja kali hihihi…) Senja yang datar, pikirku! Aneh, dan tiba-tiba rasa perutku kruyuk-kruyuk setelah tadi sempat membaca synopsis novel lapar, terjerat dalam sebuah riwayat. Aku harus segera mengisi perut!!! Tekad ku, dan aku masih terkesima memandangi cuaca. Ini awal musim penghujan, mungkin. Satu dua tiga hari terakhir ini mendung terus bermunculan, setidaknya di sore dan pagi hari. Bahkan, sekarang gemuruh rintik-rintik sudah terdengar mematok-matok atap seng rumah kontrakan baru ku. Aku mencari-cari sesuatu di rumah ini, di kamar ini, untuk mengisi kekosongan perut, namun tak satu pun kutemukan. Ingatanku terus berkontruksi berkomposisi, mengingat-ingat bahwa di dalam rumah ini, di kamar ini ada sesuatu yang bisa di jadikan santapan di sore hari.. kesana kemari ku mencari-cari bahkan kucoba meminta kompi700-ku u

Bahasa Indonesia di era globalisasi dan reformasi

Sebagai bangsa Indonesia, seharusnya kita bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa Indonesia, kita bisa menyampaikan perasaan dan pikiran kita dengan baik dan benar kepada orang lain. Namun, pada kenyataan yang terjadi tidaklah demikian. Rasa bangga berbahasa Indonesia tidak lagi tertanam pada setiap orang Indonesia. Rasa menghargai bahasa asing masih terus menampak pada sebagian besar bangsa Indonesia. Sebagian menganggap bahwa bahasa asing lebih tinggi derajatnya daripada bahasa Indonesia. Bahkan, seolah tidak mau tahu perkembangan bahasa Indonesia. Globalisasi dan reformasi telah menempatkan bahasa asing terutama bahasa Inggris pada posisi strategis yang memungkinkan bahasa tersebut memasuki berbagai sendi kehidupan bangsa dan mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia. Sebagai contoh banyak orang Indonesia lebih suka menggunakan kata-kata, istilah-istilah, dan ungkapan-ungkapan asing, padahal kata-kata, istilah-istilah, dan ungkapan-ungkapan itu

Huruf bergerak dan makna bergetar

Jujur saja aku sangat-sangat cemburu melihat kalian-kalian yang telah diwisuda. Bukan karna gelar yang telah tertempel dibalik nama kalian, melainkan buah hasil karya kalian!!! Penelitian kalian! Skripsi kalian! Tulisan kalian! Yeaaah, tulisan kalian!!! Katanya..menjadi penulis itu merupakan pilihan hidup yang membutuhkan kerja keras dan "tangis darah" yang senantiasa meletup. Walaupun kelihatannya sebagai kerja kreatif yang tak membutuhkan keringat mengucur, seperti halnya kerja fisik, akan tetapi dalam proses menulis, tak hanya energi tubuh yang menguar, pikiran pun senantiasa membara dan membutuhkan konsentrasi berlipat ganda. Maka, walaupun Arswendo Atmowiloto mengatakan bahwa "mengarang itu gampang", tak serta merta menghasilkan tulisan itu semudah membalikkan telapak tangan. Kerja kreatif dalam menulis membutuhkan energi yang berlipat dan pasokan "bahan bakar" yang tak boleh kering. Niat, komitmen, visi, misi dan integritas diri menjadi taruhan penti